Penjelasan Sederhana Rapor Merah Bertambah di Guru Pembelajar

Ingin tahu penjelasan sederhana mengapa rapor merah di akun guru pembelajar bapak dan ibu guru bertambah? sebelumnya perlu diketahui rapor merah di akun anda masing-masing merupakan hasil dari UKG tahun 2016 lalu. CONTOH : Jika yang bersangkutan sudah pernah mengikuti UKG Tahun 2015 dengan nilai seperti pada gambar di samping, kemudian tidak mengikuti UKG Tahun 2016 serta belum mengikuti UKG Tahun 2017 atau bahkan tidak mengikuti UKG Tahun 2018 dan Tahun 2019, maka raport merahnya semakin bertambah. Sebab KCM tiap tahun meningkat (Lihatlah Grafik KCM dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019) melalui penampakkan gambar dibawah

gambar Penjelasan Sederhana Rapor Merah di Guru Pembelajar Bertambah

Pendapat dari rekan-rekan guru mengenai penjelasan ini. Tujuannya bagus, tapi jika setiap tahun KCM meningkat dan mempengaruhi hasil yang sudah lulus sebelumnya, sangat merugikan guru. Coba pikirkan, tahun kemarin sudah tuntas 8 modul dg KCM 65, dari 8 modul nilainya 65 sebanyak 5 modul, 70 sebanyak 3 modul, yang tidak tuntas 2 modul. th ini KCM naik menjadi 70, kalau masih dihubungkan nilai modul yang sudah tuntas sebelumnya dengan KCM th ini, tentu semakin banyak nilai merahnya, yang sebelumnya 2+5=7 modul yang tidak tuntas, dan begitu seterusnya buat tahun berikut. Saya pikir ini sangat menyulitkan dan merugikan para guru. Saran saya, yang sudah tuntas tahun sebelumnya, jangan dijadikan merah lagi, fokus pada nilai merah sebelumnya, dan itu saja yg di UKG kan.

Pelatihan boleh saja. Sebaiknya diklatnya tatap muka saja krn lbh terserap dalam pikiran. Klo daring atau moda daring, tidak semua guru paham IT dan tdk semua daerah punya IT sehingga bingung bertanya pada siapa dan hanya mengerjakan tagihan tugas tanpa mengerti apa yg dikerjakannya. Selain itu, diklatnya lihat waktu dan situasi sehingga tidak meninggalkan jam mengajar karena keberhasilan murid sangat penting. Saat murid tidak berhasil maka yg dipertanyakan pasti GURU dan KBM-nya. Itu menurut saya. Kalau salah mohon maaf.

Sebenarnya lebih bagus daring yg penting jaringan internet memadai ..belajar tampa meninggalkan kelas ....yg jadi kendala gpo adalah masalah jaringan internet terutama yg ada dipolosok desa sepeeti daerah kami ...seharusnya pemerintah juga harus memperhatikan nasib peserta gpo dengan mempasilitasi pulsa data atau jaringan wifi di wilayah sekolh msing2 untuk memudahkan login di simpkb ...pengalaman th lalu harus meninggalkan sekolah keluar masuk warkop demi sukseskan program pemerintah ini

Kurang tepat kalau pemerintah bermaksud memajukan pendidikan dengan menargetkan nilai capaian seorang guru, guru pintar tak menjamin muridnya ikut pintar juga 😂😂😂, sebenarnya yang perlu dicerdaskan itu Muridnya, 😂😂😂, kan lebih baik kalau dana itu dialihkan ke pengawasan langsung tim pemerintah untuk melihat langsung bagaimana mana sang guru mentransfer ilmu ke peserta didik, dari pada menguji ilmu seorang guru. Sedikit pun ilmu kalau berkesan dan mendalam pasti akan lebih baik daripada kecerdasan guru yang tinggi tapi tidak tertransfer ilmunya ke siswa. Betul apa nggak?

sumber: BACA SELENGKAPNYA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel