Best Practice Kegiatan PKP Guru SD kelas tinggi

Banyak guru bertanya mengenai contoh best practice SD dan PAUD / TK. Dipostingan ini guru-id hanya akan berbagi khusus untuk SD kelas tinggi.

Laporan Best Practice pada lembar kerja (LK) 9 merupakan salah satu tugas penting bagi peserta Diklat PKP 2019. Laporan tersebut harus disediakan 2 versi oleh peserta.

Pertama dalam bentuk file untuk di unggah sebagai tagihan portofolio di lms pkp. Kedua dalam dokumen cetak untuk dilaporkan ke guru inti satu rangkap dijilid.

Jika mengingat kembali bahwa terjemahan "Best Practice" adalah praktik terbaik.

Dikutip dari kompasiana jika kita uraikan dengan jelas arti dari best practice adalah sebuah karya tulis yang menceritakan pengalaman terbaik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh Guru sehingga mampu memperbaiki mutu layanan pendidikan dan pembelajaran.

Download juga Contoh Best Pratice Guru TK/ PAUD, DISINI.

Contoh Laporan Best Practice SD kelas tinggi

Sesuai dengan judul postingan ini berikut guru-id berikan referensi contoh laporan best practice kelas 4 SD sebagai bahan bagi guru yang ingin membuatnya.

Format dibawah ini sudah sesuai dengan sistematika penulisan best practice pada lembar kerja 9 diklat pkp tahun 2019/2020. Semoga bermanfaat.

BERIKUT adalah contoh cover (laman depan) laporan best practice SD kelas IV

gambar contoh cover best practice lk-9

DAFTAR ISI

 

 

JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

BIODATA PENULIS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar belakang masalah
  2. Jenis kegiatan
  3. Manfaat kegiatan

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

  1. Tujuan dan sasaran
  2. Bahan/materi kegiatan
  3. Metode/ cara melaksanakan kegiatan
  4. Alat/instrumen
  5. Waktu dan tempat kegiatan

BAB III HASIL KEGIATAN

BAB IV   SIMPULAN DAN REKOMENDASI

  1. SIMPULAN
  2. Rekomndasi

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

HALAMAN PENGESAHAN

 

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran Hewan dan Lingkuangan melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Discoveri Learning di SDN ...Kabupaten ... Provinsi ....

Nama                           : ...

Asal Sekolah               : SDN ...

Telah disetujui dan disahkan pada / oleh

Hari                             : selasa

Tanggal                       : 15 Oktober 2019

 

 

Kepala SD N ...

 

 

NIP ……

KATA PENGANTAR

 

Assalammualaiku m. Wr.Wb

 

 

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan 15 Oktober 2019

 

Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

 

  1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten ...
  2. Kepala SD Negeri ...yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
  3. Semua rekan guru di SD Negeri ...yang telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
  4. Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
  5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

 

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

BAB 1 PENDAHULUAN

 

  1. LATAR BELAKANG

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS). Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UNIUSBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Salah satu model pembelaj aran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Discovery/Inquiry Learning. Model pembelajaran penyingkapan penemuan (Discovery/inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery

terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert

B. Sund dalam Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelaj aran tematik terpadu dengan Model Discovery/Inquiry Learning., penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika Model Discovery/Inquiry Learning. ini diterapkan pada kelas IV yang larn ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul ""Implementasi pembelajaran Hewan dan Lingkuangan melalui pendekatan saintfik dengan model pembelajaran discovery /inquiry learning mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri ...tahun ajaran 2019 / 2020.

 

B. JENIS KEGIATAN

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui DirektoratJenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru professional.

 

Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran. Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan Dasar yang dalam hal ini akan melibatkan KKG SD dan MGMP SMP. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini

 

C. MANFAAT KEGIATAN

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerla guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragamin mutu pendidikan di lingkungan terdeka! seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya. 

Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berikut beberapa manfaat PKP bagi siswa, guru dan sekolah.

  1. Bagi siswa
    • Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
    • Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
    • Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
    • Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
    • Meningkatkan hasil belajar siswa.  
  1. Bagi guru
    • Memperluas wawasan.
    • Meningkatkan profesional kerja.
    • Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
    • Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
    • Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

    1. Bagi Sekolah
      • Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain.
      • Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
      • Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

 

A. TUJUAN DAN SASARAN

 

TUJUAN

  1. Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi.         
  2. menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

 

SASARAN

Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG)TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk mengembangkan materidan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang kita lakukan.

 

B. BAHAN DAN MATERI

Bahan / Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas IV untuk tema Hewan dan Lingkuangan

BAB III HASIL KEGIATAN

 

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin berkualitas dalam  melaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai. 

 

Pembelajaran abad 21secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 2l kepada peserta didik, yaiu 4C yang meliputi: (l) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalanrangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk, pembelajaran abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapr ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah. Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learnng. dapat membuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills HOTS).

 

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI 

A. Simpulan

 

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

  1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
  2. Dengan penlusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,  literasi, dan kecakapan abad 21.
  1. Rekomendasi

 

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery

learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

  1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
  2. Siswa diharapkan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teorj. Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
  3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

Jangan Lupa Pelajari juga : Soal Post Test PKP Tahun 2019

DOWNLOAD CONTOH LAPORAN BEST PRACTICE GURU KELAS IV SD, DISINI.

Demikianlah Informasi tentang Contoh best Practice SD kelas tinggi diklat pkp tahun 2019 yang bisa guru-id bagikan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel