Cara Sholat Idul Fitri di Rumah Sesuai Sunnah

Guru-id.com - Bismillah… berikut adalah cara sholat idul fitri dirumah yang kami kutip dari thehumairo. Semoga menjadi jalan ke surga dan mempermudah kita agar tetap menjalankan ibadah sholat Idul fitri di masa pandemi covid-19.

Pertama, jangan lupa melakukan sunah-sunah sebelum sholat id:

Mandi sebelum sholat id.

Sebagaimana disunahkah pada sholat Jumat (qiyas).

Makan kurma jumlah ganjil, atau jika tidak ada sarapan seadanya terlebih dahulu. Sebagaimana keterangan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ …. وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا.

Kebiasaan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tidaklah beliau berangkat melakukan sholat Iedul Fitri sampai makan beberapa butir kurma… Beliau makan kurma sejumlah ganjil. (HR. Bukhori)

Kedua, waktu pelaksanaan sholat id.

Waktu awal : sama dengan waktu sholat isyraq, yaitu sekitar 15 menit setelah matahari terbit.

Waktu akhir : saat matahari tepat di atas kepala; sebelum waktu zawal/duhur.

Ketiga, dilakukan sebanyak dua rakaat.

Sebagaimana riwayat dari sahabat Anas bin Malik, dan difatwakan oleh Lajnah Da-iman (Lembaga Fatwa), Saudi Arabia. (Lihat : Majmu’ Fatawa Al-Lajnah Ad-Da-iman, 8/306)

Cukup di dalam hati saja. Karena tidak ada riwayat dari para sahabat yang menerangkan lafad niat.

Caranya dengan mengetahui bahwa sholat kita ini adalah sholat idul fitri, sudah cukup. Tidak perlu mengucapkan niat di dalam hati.

Kelima, bertakbir 7 kali di raka’at pertama, dan 5 kali di raka’at kedua.

Tidak ada dzikir khusus di sela-sela takbir. Jika ingin membaca dzikir silahkan, berdzikir apa saja.

Ada perbedaan pendapat ulama tentang cara menghitung takbir-takbir di atas:

Yang jelas, untuk takbir 5 kali di raka’at kedua, para ulama sepakat bahwa takbir perpindahan raka’at (takbir intiqol) tidak masuk ke dalam hitungan 5 tersebut.

Yang diperselisihkan adalah, tentang takbiratul ihram, apakah masuk ke hitungan 7 kali takbir raka’at pertama atau tidak :

Ada yang berpandangan 7 takbir tersebut sudah termasuk takbiratul ihram.

Pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad, juga secara tegas diterangkan dalam riwayat dari sahabat Ibnu Abbas.

Ada yang berpandangan 7 takbir itu tidak termasuk takbiratul ihram. Pendapat Imam Syafi’i.

Yang tepat wallahua’lam : kedua boleh diamalkan.

Sebagaimana keterangan dari Imam Ibnu Rajab rahimahullah berikut, ورجح هذا ابن عبد البر وجعله من الاختلاف المباح كأنواع الأذان و التشهدات ونحوهما

“Ibnu Abdil Bar memandang ini rajih (kuat). Beliau menjadikan perbedaan riwayat tentang jumlah takbir zawaid di raka’at sholat id, sebagai perbedaan yang mubah (artinya boleh memilih), sebagaimana macam-macam lafad azan dan bacaan tasyahhud.” (Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhori, 9/86)

Keenam, membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram, sebelum takbir zawaid.

Takbiratul ihram adalah takbir pembuka shalat.

Takbir zawaid adaalah takbir tambahan / takbir setelah takbiratul ihram dan setelah takbir perpindahan raka’at).

Ketujuh, mengangkat tangan setiap kali takbir.

Diqiyaskan dengan anjuran mengangkat tangan saat takbir sholat jenazah. Berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma. Karena keduanya adalah sama-sama takbir berulang dalam sholat posisi berdiri.

Ini bersama takbiratul ihram, termasuk rukun sholat id, sebagaimana yang berlaku pada semua sholat.

Kesembilan, membaca surat setelah bacaan Al-fatihah.

Disunahkah membaca surat Al-A’la di raka’at pertama dan Al-Ghosyiah di raka’at kedua.

Atau membaca surat Qof di raka’at pertama kemudian surat Al-Qomar pada raka’at kedua.

Jika kesulitan membaca surat-surat di atas, boleh membaca surat atau ayat Al-Qur’an apapun yang mudah menurutnya.

Kesepuluh, menyempurnakan raka’at dengan ruku’ – sujud dll, sebagaimana sholat kita pada umumnya.

Kesebelas, salam.

Kedua belas, perlu khutbah?

Tidak perlu khutbah. Sebagaimana yang dilakukan sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu saat beliau melaksanakan sholat id di rumah bersama keluarga dan budak-budak beliau. Beliau melaksanakan sholat id dua raka’at dengan tanpa khutbah setelahnya. Ini juga difatwakan oleh Al-Lajnah Ad-Da-iman, Saudi Arabia, dan dipilih oleh Dewan Fatwa Al-Irsyad, Indonesia.

REFERENSI :

Ibnu Rojab Al-Hambali, Al-Hafidz Zainuddin Abdul Faroj. Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhori. Cetakan Pertama 1412 H / 1996 M. Madinah – KSA : Maktabah Al-Guroba’ Al-Atsariyyah. Ad-Duwaisy, Ahmad bin Abdur Razaq. Fatawa Al-Lajnah Ad-Da-iman Lil Buhuts Al-‘Ilmiyah Wal Ifta’. Cetakan Pertama 1416 H / 1999 M. Riyad – KSA : Al-Riasah Idaroh Al-Buhuts Al-‘Ilmiyah Wal Ifta’. Fatwa Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad No 029/DFPA/IX/1441. Tentang Seputar Sholat ‘Iedul Fitri di Rumah. Tatacara Sholat Ied di Rumah, tulisan Dr. Firanda Andirja Abidin. HamalatulQuran Yogyakarta, 20 Ramadhan 1441 H

Ditulis oleh : Ahmad Anshori
sumber : https://thehumairo.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel