9 langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
Bismillah, melanjutkan postingan sebelumnya, pada laman ini akan dibagikan referensi mengenai cara atau pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Tentu saja postingan ini ditujukan kepada pada pembelajar masa depan yang akan mengajak seluruh pendidik dan peserta didik bergerak menuju pendidikan yang lebih baik ke arah kurikulum merdeka. lebih jelasnya berikut ulasan terkait dengan topik artikel ini.
Guru-id.com mengutip dari portal ayoguruberbagi kemdikbud, Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru dalam mengambil sebuah keputusan hendaknya sebijak mungkin dengan memperhatikan segala aspek serta merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, sehingga bisa dijadikan rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. Hal ini sejalan dengan semboyan patrap triloka Ing Ngarso sung tulodho.
Lebih lanjut, Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru dalam mengambil keputusan juga membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil, karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Hal ini akan memberi semangat serta motivasi guru untuk selalu berkarya dan berinovasi (Ing Madyo Mangun Karso) memberikan yang terbaik bagi pendidikan yang secara tidak langsung memberi semangat juga bagi semua warga sekolah terutama peserta didiknya.
Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dengan segala kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) akan mewujudkan Tut wuri handayani dengan memberikan dorongan secara moril maupun materiil bagi semua warga sekolah tak terkecuali murid-muridnya.
Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dengan segala kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) akan mewujudkan Tut wuri handayani dengan memberikan dorongan secara moril maupun materiil bagi semua warga sekolah tak terkecuali murid-muridnya.
Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik, guru juga harus memiliki keterampilan coaching. Keterampilan ini sangat membantu dalam menguji pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah keputusan-keputusan yang kita ambil berbasis etika, sesuai visi misi sekolah yang berpihak pada murid, budaya positif, serta nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi, sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan juga akan lebih jelas. Keterampilan coaching juga dibutuhkan guru untuk mengoptimalkan potensi serta bakat dari setiap anak didiknya. Dengan coaching, guru bisa membantu peserta didik menyingkirkan sumbatan-sumbatan atau hambatan yang menghalangi proses belajar murid. Harapannya guru sebagaai coach mampu memotivasi dan mendorong serta membantu anak didiknya menemukan serta menggali potensinya secara optimal.
Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang tepat yaitu pengambilan keputusan berbasis etika, sesuai visi misi berpihak pada murid, budaya positif serta nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan jelas yang mewujudkan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sehingga tercipta profil pelajar pancasila. Dengan memetakan 4 paradigma dilema etika yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan.
Sembilan keputusan tersebut yaitu:
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
2. Menentukan siapa saja yang terlibat
3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
4. Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola
5. Pengujian paradigma benar lawan benar
6. Prinsip Pengambilan Keputusan
7. Investigasi Opsi Trilemma
8. Buat Keputusan
9. Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan
AKhir kata
Dalam menyajikan pembelajaran berdiferensiasi terintegrasi social-emosional, guru juga harus memiliki keterampilan coaching. Keterampilan coaching ini membekali guru dalam proses pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. kompetensi self awarness, self management, sosial awarness dan relationship skills akan membantu guru mengambil sebuah keputusan terkait permasalahan dilema etika maupun bujukan moral dengan sebuah keputusan yang bijak melalui pemetaan 4 paradigma dilema etika dan pengambilan keputusan dengan 3 prinsip serta menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sehingga keputusan-keputusan yang diambil berbasis etika, sesuai visi misi sekolah yang berpihak pada murid, budaya positif, serta nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi, sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan juga akan lebih jelas. Pada akhirnya akan membentuk generasi dengan profil pelajar pancasila.
sumber: https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/