teori belajar gagne, ausubel, jean Piaget, maslow, vygotsky (ringkasan Materi Soal Teknis Pedagogik tes PPPK tahap 2)

Bismillah, pada postingan kali ini guru-id akan berbagi ringkasan materi teori gagne, ausubel, jean Piaget yang merupakan FR soal teknis pedagogi yang keluar saat tes ujian pppk tahap 1 dan 2. Oleh karena pelamar wajib mempelajari serta memahaminya sebagai modal untuk berjuang mendapatkan jabatan ASN tahun ini. Berikut ringkasannya..

fr soal teknis pedagogi pppk tahap 2

Ringkasan Teori Belajar Ausubel (BERMAKNA)

Teori belajar Ausubel adalah teori belajar mengajar yang dapat mengakibatkan seseorang bisa belajar bermakna. Sehingga dengan belajar bermakna informasi (pengetahuan) yang diperoleh mempunyai daya tahan yang lebih lama.

 Contoh pembelajaran yang bermakna:

Apersepsi --> kegiatan mengamati diri sendiri secara sadar sebagai pondasi untuk mempelajari materi pembelajaran berikutnya.

 Prinsip Penerapan Teori Belajar Bermakna

Sesuai pendapat Ausubel, faktor penting yang memengaruhi belajar adalah apa yang sudah diketahui siswa. Jadi agar terjadi belajar bermakna, konsep atau informasi batu harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.

Di dalam menerapkan teori Ausubel dalam belajar, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, sebagai berikut.

1. Pengaturan awal (advance organizer)

Pengaturan awal mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari dan mengingatkan siswa pada materi sebelumnya yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam menanamkan konsep baru.

2. Diferensiasi progresif

Pengembangan kosep berlangsung paling baik jika unsur-unsur yang paling umum, paling inklusif dari suatu konsep diperkenalkan terlebih dahul, baru kemudian diberikan hal-hal yang lebih spesifik dan khusus dari konsep tersebut.

3. Belajar superordinat

Selama informasi diterima dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kogniif (subsumsi), maka konsep tersebut tumbuh dan mengalami diferensiasi. Belajar superordinat dapat terjadi apabila konsep-konsep yang telah dpelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari sebuah konsep yang lebih luas dan lebih inklusif

4. Penyesuaian integratif (rekonsiliasi integratif)

Guru harus mampu memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru dibandingkan dan dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya yang lebih sempit, dan bagaimana konsep-konsep yang tingkatannya lebih tinggi selanjutnya mengambil arti baru.

Di dalam menerapkan teori Ausubel dalam pembelajaran, maka perlu digunakan dua fase, yaitu fase perencanaan dan fase pelaksanaan. Fase perencanaan terdiri dari menetapkan tujuan pembelajaran, mendiagnosis latar belakang pengetahuan siswa, membuat struktur materi dan memformulasikan pengetahuan awal.

Sedangkan fase pelaksanaan, dalam pembelajaran terdiri dari pengaturan awal, diferensiasi progresif, dan rekonsiliasi integratif.

Ringkasan Materi Teori gagne (Pengalaman)

Teori pembelajaran Gagne. Teori ini sebagai bentuk rangkaian langkah belajar yang mengategorikan situasi belajar berdasarkan peristiwa belajar, kemampuan belajar, dan pembagian tipe hasil belajar.

1. Fase motivasi (Motivation phase)

Fase motivasi adalah pemberian harapan kepada peserta didik bahwa dengan belajar mereka akan mendapat “hadiah”. Hadiah disini adalah bahwa pelajaran yang dipelajari dapat memenuhi keingintahuan mereka tentang suatu pokok bahasan. Pemberian motivasi memungkinkan peserta didik berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemberian motivasi ini dapat dilakukan secara instrinsik/ekstrinsik.

2. Fase pengenalan (Apprehending phase)

Siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial suatu kejadian instruksional jika belajar akan terjadi. Misalnya siswa memperhatikan aspek-aspek yang relevan tentang apa yang dikatakan guru atau tentang gagasan-gagasan utama dalam buku.

3. Fase perolehan (Acquisition phase)

Bila siswa memperhatikan informasi yang relevan, ia telah siap menerima pelajaran. Informasi yang disajikan tidak langsung disimpan dalam memori. Informasi itu diubah menjadi bentuk yang bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam memori siswa. Suatu informasi dapat diubah oleh siswa menjadi bermakna sehingga dapat dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam ingatannya. Informasi yang tertinggal sementara dalam “ingatan jangka pendek” akan mengalami transformasi ke dalam bentuk yang sudah siap disimpan. Proses ini disebut pengkodean.

4. Fase retensi (Retention phase)

Informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek (short term memory) ke memori jangka panjang (long term memory). Ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali, praktik, elaborasi, atau lain-lainnya.

5. Fase pemanggilan (Recall phase)

Fase ini merupakan kemampuan mengungkap/memanggil keluar informasi yang telah dimiliki dan disimpan dalam ingatan. Proses menggali ingatan dapat dipengaruhi oleh stimulus eksternal.

6. Fase generalisasi (Generalization phase)

Dalam fase generalisasi ini peserta didik dapat belajar untuk memanfaatkan informasi yang telah didapat ke dalam permasalahan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Fase penampilan (Performance phase)

Para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan yang tampak. Misalnya setelah mempelajari operasi bentuk aljabar, para siswa dapat menjumlahkan atau mengurangkan suku-suku sejenis dalam aljabar.

8. Fase umpan balik (Feedback phase)

Para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Umpan balik ini dapat memberikan reinforcement (penguatan) pada mereka untuk penampilan yang berhasil.

RIngkasan Teori Belajar JEAN PIAGET

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau Teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak

REINFORCEMENT (PENGUATAN)

Pemberian reinforcement (penguatan) dalam pembelajaran kelihatannya sederhana saja yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku peserta didik yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, kata-kata pujian, senyuman atau anggukan, namun mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi peserta didik.

Reinforcement positif  menyenangkan, membuat perilaku/ respon makin kuat Reinforcement negative  tidak menyenangkan, tetap membuat perilaku/ respon makin kuat

KERUCUT EDGAR DALE

Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa.

LEBIH LENGKAPNYA


🟥🟥 COBA SOAL SOAL ONLINE TES PPPK GURU 2021🟥🟥

Terima kasih telah berkunjung dan membaca informasi di blog guru-id.com, Semoga bermanfaat dan memberikan tambahan wawasan. salam edukasi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel