penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya
Bismillah, pada kesempatan yang baik ini, guru-id.com mencoba berbagi postingan yang membahas tentang penyelesaian masalah kreatif. Sebenarnya apa sih maksudnya? dan bagaimana melakukannya? yuk simak referensi yang guru-id tulis berikut !
Mengutip dari abstrak makalah yang di publikasikan pada portal staff.uny.ac.id, Terdapat beragam pengertian kreativitas. Secara umum kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan suatu produk baru yang unik, berkualitas, dan bermanfaat. Kreativitas sering pula diartikan sebagai kemampuan berpikir divergen. Berpikir divergen mempunyai 4 komponen, yaitu kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), kebaruan (novelty), dan elaborasi (elaboration), Tidak sebagaimana pandangan klasik yang menganggap kreativitas sebagai kemampuan yang hanya dimiliki oleh individu luar biasa dalam bidang tertentu, seperti sains atau seni, pandangan terkini mengenai kreativitas menempatkannya sebagai kemampuan yang dapat dibentuk atau dikembangkan melalui berbagai usaha, termasuk melalui kegiatan pembelajaran yang terencana dengan baik. Kreativitas juga terjadi dan tumbuh dalam berbagai bidang, termasuk matematika. Kalau dalam bidang-bidang lain peninjauan kreativitas lebih menekankan pada produk, maka dalam matematika, kreativitas lebih ditinjau dari aspek prosesnya. Karena penekanannya lebih pada proses, kreativitas dalam matematika sering disebut sebagai berpikir kreatif matematis.
Hubungan antara berpikir kreatif dan pemecahan masalah menarik untuk dikaji. Selama ini pemecahan masalah sering dipandang sebagai keterampilan yang bersifat mekanistis, sistematis, dan abstrak. Namun, seiring berkembangnya teori-teori belajar kognitif, pemecahan masalah lebih dipandang sebagai aktivitas mental yang kompleks yang memuat berbagai keterampilan kognitif. Dalam konteks sebagaimana diuraikan di atas, berpikir kreatif dipandang sebagai syarat bagi tumbuhnya kemampuan pemecahan masalah. Namun, sebaliknya, pemecahan masalah dapat pula dipandang sebagai sarana untuk menumbuhkan kreativitas. Perlu diketahui bahwa pemecahan masalah mempunyai berbagai peran, yakni sebagai kemampuan, pendekatan, dan sebagai konteks. Mengingat kreativitas tidak tumbuh dalam suasana atau ruang hampa, maka ia memerlukan sarana atau konteks. Dalam hal ini, konteks dimaksud dapat berupa aktivitas pemecahan masalah. Dalam makalah ini akan dieksplorasi mengenai hubungan antara pemecahan masalah dan berpikir kreatif ditinjau dari berbagai aspeknya
Kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan-kemampuan yang dituntut oleh dunia kerja saat ini. Menurut Career Center Maine Department of Labor (2004), beberapa karakteristik individu yang dikehendaki dunia kerja adalah: (1) mempunyai kepercayaan diri, (2) mempunyai motivasi untuk berprestasi, (3) menguasai keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan melek komputer (computer literacy), (4) menguasai keterampilan berpikir, seperti memecahkan masalah (problem solving), membuat soal (problem posing), mengambil keputusan (decision making), berpikir analitis (analythical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking), dan (5) menguasai keterampilan interpersonal, seperti kemampuan berkerja dalam tim dan melakukan negosiasi. Kreativitas dan pemecahan masalah juga menjadi kemampuan yang dituntut dunia bisnis sebagaimana dikemukakan Business in the Community/BITC (McGregor, 2007) bahwa dunia bisnis memerlukan individuindividu dengan kemampuan komunikasi baik, kemampuan bekerja dalam tim, dan kemampuan pemecahan masalah.
Demikian pentingnya kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai bidang menuntut berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan, untuk mengembangkannya
Secara eksplisit, kemampuan berpikir kreatif juga menjadi salah satu standar kelulusan siswa SMP dan SMA (Depdiknas, 2006). Dikehendaki, lulusan SMP maupun SMA, mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Kemampuan ideal demikian diharapkan dapat dicapai melalui proses pembelajaran yang dirancang dengan baik. Menurut Park (2004), pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang dimaksudkan untuk mengembangkan potensi siswa, termasuk potensi kreatifnya.
Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah
Terdapat keterkaitan antara berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Keterkaitan itu dapat dilihat dari beberapa definisi kemampuan berpikir kreatif. Misalnya, Hwang et al (2007) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif sebagai keterampilan kognitif untuk memberikan solusi terhadap suatu masalah atau membuat sesuatu yang bermanfaat atau sesuatu yang baru dari hal yang biasa. Menurut Shapiro (Nakin, 2003), kemampuan berpikir kreatif sebagai proses asosiasi dan sintesis berbagai konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Sedangkan Krutetski (Park, 2004) memandang berpikir kreatif sebagai suatu pendekatan untuk menemukan solusi masalah dengan cara yang mudah dan fleksibel. Tampak bahwa ketiga definisi di atas memandang berpikir kreatif sebagai kemampuan pemecahan masalah. Bahkan secara lebih tegas Nakin (2003) memandang berpikir kreatif sebagai proses pemecahan masalah
Pentingnya kemampuan berpikir kreatif dalam aktivitas pemecahan masalah ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hwang et al (2004). Berdasarkan penelitiannya yang berjudul Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem Solving Using a Multimedia Whiteboard, mereka menyimpulkan bahwa kemampuan elaborasi, yang merupakan salah satu komponen berpikir kreatif, merupakan faktor kunci yang menstimulasi siswa untuk mengkreasi pengetahuan mereka dalam aktivitas pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kreatif mendukung kinerja individu dalam aktivitas pemecahan masalah
Dalam aktivitas pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif diperlukan ketika menganalisis atau mengidentikasi masalah, memandang masalah dari berbagai perspektif, mengeksplorasi ide-ide atau metode penyelesaian masalah, dan mengidentifikasi berbagai kemungkinan solusi dari masalah tersebut. Sedangkan kemampuan berpikir kritis berperan ketika menganalisis, menginterpretasikan, dan memilih di antara berbagai ide-ide tersebut yang paling sesuai atau relevan untuk selanjutnya diimplementasikan, dan akhirnya mengevaluasi efektivitas solusi tersebut.
Pemecahan masalah yang melibatkan proses kreatif disebut pemecahan masalah kreatif (Creative Problem Solving). Proses pemecahan masalah kreatif (CPS) dikembangkan oleh Isaksen, Dorval, dan Treffinger (Hwang et al, 2007) yang terdiri atas 4 langkah
, yaitu (1) memahami masalah, yang mempunyai tiga tahapan, yaitu (a) mengekspresikan atau mengidentifikasi masalah, (b) mengeksplorasi data, yaitu menginvestigasi latar belakang masalah; dan (c) membuat kerangka masalah, yaitu mengidentifikasi masalah secara eksplisit, (2) membangun atau menghasilkan ide-ide, yaitu mengumpulkan dan mengembangkan berbagai ide yang relevan; (3) mempersiapkan tindakan atau aksi, yaitu mengembangkan penerimaan atau dukungan, yaitu mengidentifiksi secara detail langkah-langkah solusi; dan (4) merencanakan pendekatan mempunyai dua tahapan, yaitu penilaian atau penaksiran tugas, yaitu menilai kesesuaian metode dan mendesain proses, yaitu menyempurnakan metode solusi secara detail.
Osborn (Hwang et al, 2007) juga memberikan 4 panduan bagi guru terkait kegiatan pemecahan masalah kreatif, yaitu mendorong munculnya banyak ide, menerima ide-ide yang tampak asing, mengembangkan ide-ide, tetapi tidak secara langsung mengkritisinya ketika siswa mempresentasikannya
Baca : 9 langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran